Pages

Friday, 11 October 2013

NOVEL SEKUNTUM MELATI

SEKUNTUM MELATI DI KUALA JEUMPA



ISTERI PEMBERIAN AYAH

          Hari mendung, hujan turun rintik-rintik. Keadaan alam sangat tenang pagi itu. Daun-daun kyu dan rumpun-rumpun padi sama tiada bergerak. Begitu pula kedai kuala Jeumpa sama membisu laksana tempat baharu habis di sambar geureuda. Hanya kelihatan seorang dua sedang berjalan dengan gaya yang agak lesu. Ditambah pula sesekali diselingi kokok ayam tengah bermain dengan betinanya,membuat penunggu kedai terbawa hanyut perasaan. Apalagi Nyak Hasan sudah dua puluh sari di tinggalkan Saian,bukankah ia sebagai orang kehilangan mustika? Ya,itu tidak dapat disangkal lagi.
         Saian telah pergi. Pergi menuntut ilmu sebagaimana di ceritakan dari suratnya kepada mariah dahhlu. Kini tinggallah Nyak Hasan seorang diri. Taroklah ada yahya teman barunya,namun keduanya tidak kesepahaman ; karena pada setiap diri seseorang ada kekurangan,ada kelebihan,demikian pulalah dengan Nyak Hasan,apa saja kekurangan pada dirinya,tidak di dapati pada yahya.
          Memang Ahmad tidak lahi tinggal di Kuala jeumpa. Telah menetap di jeunieb bersama ayah Nyak Hasan dan abangnya bernama Bedul. Sebab pada hari keempat hari raya Nyak Hasan mulai membuka usahanya kembali,sedang Ahmd masih di kampung,maklumlah orsng baru kawin,terpaksalah di datangkan yahya untuk membantu Nyak Hasan.
            Dulu Nyak Hasan seorang periang. Kini keriangannya itu telah berganti dengan sifat pendiam. Apakah kesehatannya telah terganggu? Tidak,kesehatannya cukup baik dan tubuhnya segar bugar, Cuma pikirannya sedikit terganggu ialah lantaran kehilangan saian. Memang biar siapa dapat merasai, sebab baru beberapa hari berjalin kasih ,kini gadis itu telah menghilang. Hati siapakah takkan sedih. Dilihat pada yahya tidak pandai menghibur. Tetapi kalau ahmad sudah terkenal sebagai pelawak. Ia juga dijauhkan. Inilah Nyk Hasan sehari kesehari tambah kesepian. Memang disana ada dua gadis pulang dari jauh. Tak pernah didekati oleh Nyak hasan. Dia hanya terkenang akan saian gadis yang telah jatuh hatinya.
            Pada suatu pagi Nyak Hasan sedang berjalan dengan yahya. Keduanya menuju kuala untuk melihat tepi aut tempat ombak memecah,bergulung,menyusuri pantai. Lagi pula waktu itu sedang musim tongkol. Orang banyak sekali. Tapi bagi Nyak Hasan tujuan utamanya bukanlah untuk mencari ikan,sekedar mencari hiburan di alam terbuka,sebab ia seorang anak muda bebas merdeka laksana burung diudara. Belum sampai di persimpangan bertemu bedul abang kandung Ahamad baru datang dari Jeunieb.  Sehabis di tegur, bedu memisahkan Nyak Hasan dengan Yahya,keduanya duduk atas rumput.
             ”Perintah bapak tuamu kau di panggil pulang ke jeunieb. Itusepeda disuruh bawa! Aku pulang dengan kereta api”.
           Mendengar perintah seberat itu Nyak Hasan sangat terkejut. Ia menatap bedul sebab tidak mengerti apa telah terjadi.
“buat apa kau disuruh pulang?”
“aku tidak tahu. Tanyalah sendiri padanya!”
           Nyak Hasan benar-benar gelisah karena benar-benar tidak mengerti. Tentang hubungan dengan saian tidak ada seorangpun yang tahu. Mungkin pula soal ambilan. itu boleh jadi sebab ia banyak ambilan. bapak tuanya melihat kedatangan Nyak Hasan segera membelakangi pura-pura tidak melihat. Hal ini di ketahui Nyak Hasan makanya segera menghadap.
“buat apa saya disuruh pulang?”
“tunggulah malam nanti!”
”beritahukan sekarang!”
“nanti malam saja,san!”
“sekarang jua”
“duduklah dulu!” kata bapak tuanya dengan senyum dibuat-buat.
”kau mulai hari ini tak boleh kemana-mana! Kecuali ke Wc,mandi,dan shalat.
“sebabnya apa?”
“sebab musabab tidak ada.Cuma kau mulai hari ini tak boleh pergi ke Kuala Jeumpa sebelum ayah mu datang!”
“pakaian ku masih disana”
“biar Ahmad yang mengambil!.”
            Mendengar keputusan demikian terpekurlah Nyak Hasan. Keringatnya tambah mengalir. Ahmad yang baru tiba tidak berani menjabat salam. Hening seluruhnya. Semua terpekur. Tak lama antaranya Nyak Hasan pergi kebelakang merebahkan diri atas ranjang. Ia masih saja mengingat soal apa ini? Sampai bapak tuanya begitu keras menjatuhkan hukuman,apakah ada motif-motif lain? Memang ada : kira-kkira dua bulan Nyak Hasan menetap di Kuala Jeumpa ada berkenalan dengan seorang perempuan namanya Saian. Perempuan itu sudah bersuami. Belum lagi mempunya anak yang masih menduduki bangku sekolah. Dalam pergaulan mereka sehari-hari orang ada menduga bahwa perempuan itu ada menaruh hati pada Nyak Hasan. Setiap kesekolah selalu singgah. Kalau pulang tak lupa menjenguknya. Kadang-kadang brjam-jam suka duduk menceritakan apa saja mengenai hal yang sopan. Apalagi di waktu libur telah menjadi waktu yang panjang baginya. Jika ada halangan duluan di beri tahukan bahwa esok tidak sekolah. Selain dari itu ada di suruh menulis beberapa qasidah (syair) pada Nyak Hasan. Sebenarnya hal seperti ini biasa pada remaja tukar menukar nyanyi, sehingga pada suatu petang Nyak Hasan sedang mengajar sebuah lagu di belakang kedai,keduanya sama bersandar pada dinding. Suami perempuan tersebut ada melihat,tidak di regur,kecuali macut Aisyah sangat melarang Nyak Hasan untuk tidak lagi berbuat seperti itu.
             “jagan terlalu mendekati dia sebab pada suatu waktu engakau akan menjadi malu! Dalam beberapa hari itu pernah ku dengar orang memperkatakan dia dengan mu. Karena itu jagalah diri semasih di sayangi orang,ini kampung,Nyak!”
              Segala nasihat yang di berikan macut telah di turuti Nyak Hasan. Dan ia telah pula memberitahukan pada perempuan itu supaya mau membatasi diri dari cerita orang. Lagi pula ia takut benar dalam perkenalannya nanti jangan-jangan salah duga. Pada hl apa kalau diingat hanya adik dan kakak. Tetapi bila fitnah? Selalu mencari jalan walau tidak mendapat kesalahan.
               Demi kianlah sepuluh hari kemudian setelah terjadi tersebut,Nyak Hasan mau pulang ke Sigli. Terlihat suami perempuan itu berdiri di tepi jalan. Di dekati dengan Nyak Hasan dengan sedikit senyum sekedar menghormati. “ saya mau pulang sebentar bang!”.
“apa?”
“aku mau pulang sebentar,”
Di jawabnya cukup sakit,tetapi tidak langsung sebab bukan makian. Yang maksudnya. “hanyutkan dirimu segera ke Pidie sebelum kena pukul!” kata-kata ini lebih berat dan lebih terasa kalau dalam bahasa daerah.
                 Memang pernyataan demikian banyak mengandung emosi. Orang dapat menduga bahwa ia sangat tidak senang perkenalan isterinya dengan Nyak Hasan. Tetapi Nyak Hasan telah lama membatasi diri serta melarang perempuan tersebut mengunjungi tempat nya. Hal ini telah berlalu hampir tiga bulan dan Nyak Hasan masih menetap di Kuala Jeumpa. Lambat betul laporan ini di sampaikan orang pada bapak tuanya. Maka bapak tuanya untuk menghindarkan bencana yang memalukan itu,terpaksalah di panggil pulang.
                  Selang tiga hari ayahnya dari kampung datang pula. Semua perkara yang bersangkutan dengan Nyak Hasan telah di sampaikan. Nyak Hasan tidak menduga perkara yang tidak berarti sudah menjadi besar. Ia masih saja ingat soal ambilan. di catatnya lah semua pakaian sampai pada celana kolor sebagai bukti,bahwa ia tehu mempergunakan uang,bukan pemboros.
                   Malam pertama dalam hati yang berdebar-debar dinantikan panggilan,lewat. Menjelang malam kedua barulah di panggil menghadap.  Bagaimana permulaan kalimat diucapkan oleh ayahnya?
“malam ini kita bikin perkiraan,Nyak Hasan diberhentikan dari jualan,ia tidak boleh tinggal disini,ia harus pulang!”
                          Nyak Hasan hanya duduk menekur,tak dapat buka mulut, segala dugaan jatuh meleset. Dan semua persiapan tidak berguna sama sekali. Maka dengan itu melayang-layanglah pikirannya sesuai dengan kalimat pemberhentian. Apabila orang tuanya memperhentikan ia,ia akan pindah ketempat kekasihnya atau ke samalanga. Disana tidak berjauhan dengan Kutablang. Sekurang-kurangnya seminggu sekali dapat bertemu.
“sekarang begini! Ini menurut pendapat saya,” kata bedul membelah kesunyian.
                           Semua mata tertuju pada bedul,juga Nyak Hasan, kemudian menekur kembali melanjutkan sidang.
“ Nyak Hasan jangan di berhentikan! Ia tetap tinggal disini tetapi harus mempunyai syarat.”
“syaratnya bagaimana?” tanya seseorang diantara mereka berlima.
“begini! Nyak Hasan dilarang pergi ke Kuala Jeumpa atau ke Bireuen selama enam bulan. Pendek kata ke jurusan timur dengan berwatas jembatan jeunieb tidak boleh lewat. Tetapi kalau ke barat boleh pergi kemana saja. Apakah ke Sigli,Banda Aceh, terus ke Meulaboh, itu terserah pada dia,bagaimana,akur?
“ jika demikian boleh juga,” sahut yang lain. Ayah Nyak Hasan tiada menjawab hanya menganggukkan kepala. Nyak Hasan hampir-hampir tersenyum sebab tahu benar bahwa mereka sedang bersandiwara. Ia menuruti apa saja yang di perkatakan mereka. Keluar tidak keluar terserah pada ayahnya.
                          Baharu sepuluh hari Nyak Hasan menetap di Jeunieb,tak obahnya seperti burung nuri bergelang tanduk, berputar-putar pada epotong kayu, hidupnya tak lagi bebas,langkahnya telah dibatasi. Apalagi Ahmad yang telah menjadi sahabat karib nya juga dipindahkan. Dimanakah lagi tempat bertanya bilamana ada sesuatu hal? Semua telah jauh. Saian telah pergi,Ahmad diasingkan, dan Kuala Jeumpa tempatnya menjalin kasih dengan saian,itu pula disuuruh tinggalkan. Mengapa ayahnya lekas sekali menjatuhkan vonis? Apakah hal demikian dapat berjalan dengan baik? Tidak! Ia tetap mencari jalan ,ia harus bebas. Sebagai langkahnya yang pertama dimulailah pada hari jum’at. Sebab pada hari itu semua kedai harus tutup mulai pukul sebelas sampai pukul satu. Semua di haruskan shalat jum’at. Harus patuh,harus taat untuk menyesuaikan diri menurut daerahnya,yaitu,Aceh serambi mekkah. Hanya Nyak Hasan sajalah dapat meloloskan diri,lari ke Kuala Jeumpa.
                       Kedatangan Nyak Hasan disambut oleh ibu Saian dengan sedih. Tiada beberapa lama datang pula Ahmad menanyakan akan kebebasannya. Karena menurut keputusan sidang malam itu ia harus di tahan selama enam bulan. Apakah sekarang sudah mendapat Amenesty? Inilah makanya Ahmad segera datang.
“bagaimana,San? Tanya Ahmad mula-mula ketika berjabat tangan.
“ya,bagaimana?”

“bukan! Maksud ku dari mana?”
BERSAMBUNG.....

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About